Tanggamus, Lensanewstv — Dugaan praktik tak lazim kembali mencuat di lingkungan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
Setelah beberapa kali muncul persoalan terkait keuangan dan kepemimpinan, kini muncul indikasi bahwa setiap pemberitaan tentang sekolah tersebut justru direspons dengan pola negosiasi layaknya “jual beli berita.”
Kejadian ini bermula pada Sabtu (25/10/2025), ketika Redaktur LensanewsTV, Hartasi, menerima pesan dari pihak sekolah melalui Humas SMAN 1 Air Naningan. Dalam pesan tersebut, Humas menanyakan maksud dari pemberitaan yang sedang dikonfirmasi media.
“Bang Hartasi mau gimana?” tulis Humas SMAN 1 Air Naningan dalam pesannya.
Menanggapi hal itu, Redaktur LensanewsTV menjawab singkat:
“Tidak ada mau selain konfirmasi, itu saja, Ibu. Terima kasih sudah dijawab,” ujar Hartasi.
Nomor Baru Muncul, Mengaku Humas Lama Diminta ‘Membantu Penyelesaian’
Tak lama setelah percakapan itu, masuk pesan dari nomor lain yang mengaku sebagai Bu Vera, Humas lama SMAN 1 Air Naningan yang sebelumnya telah mengundurkan diri.
Dalam pesan itu, Vera menyebut dirinya diminta oleh Humas baru untuk membantu menyelesaikan masalah terkait pemberitaan sekolah.
“Assalamualaikum, izin pak bertanya. Saya baru ditembuskan Humas SMA yang baru, penyelesaian akhirnya gimana, mohon berkoordinasi,” tulisnya.
Saat ditanya ‘penyelesaian soal apa’, ia menjawab:
“Tentang pemberitaan SMAN 1 Air Naningan, pak. Ini ibu Wilis (Humas baru) minta bantu kepada saya, sekiranya Bapak tidak berkenan ya tidak apa-apa.”
Publik Bertanya: Mengapa Harus Negosiasi, Bukan Klarifikasi?
Kejadian ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat dan pemerhati dunia pendidikan.
Alih-alih memberikan klarifikasi resmi dari kepala sekolah selaku penanggung jawab utama, komunikasi justru dilakukan melalui perantara Humas — bahkan yang sudah tidak aktif lagi.
Hal ini menimbulkan persepsi bahwa ada upaya negosiasi di balik pemberitaan yang seharusnya menjadi bagian dari transparansi publik, bukan ruang tawar-menawar.
“Apakah begini wajah dunia pendidikan kita hari ini? Ketika diberitakan, bukan fakta yang disampaikan, tapi justru tawar-menawar yang muncul?” ujar salah satu pemerhati pendidikan di Tanggamus yang enggan disebut namanya.
Dunia Pendidikan Butuh Keterbukaan, Bukan Tawar-Menawar
Media memiliki tanggung jawab menyampaikan fakta kepada publik, sedangkan lembaga pendidikan seharusnya menjunjung tinggi transparansi dan tanggung jawab moral.
Pola komunikasi yang mengarah pada “penyelesaian lewat jalur negosiasi” justru merusak citra lembaga pendidikan itu sendiri.
Lensanewstv menegaskan bahwa setiap pemberitaan yang diterbitkan berdasarkan data, konfirmasi, dan keseimbangan informasi, bukan untuk ditukar dengan bentuk negosiasi apa pun.
Catatan Redaksi:
Redaksi Lensanewstv masih berupaya menghubungi Kepala Sekolah SMAN 1 Air Naningan, Hairani M.Pd, untuk mendapatkan klarifikasi langsung.
Publik berhak tahu bagaimana pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan — bukan hanya dari Humas, tapi dari pemimpin yang bertanggung jawab di balik kebijakan sekolah.
(Red, Hartasi)





Social Header