Tanggamus — Situasi di lingkungan SMAN 1 Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, kini menjadi sorotan publik setelah muncul berbagai keluhan dari sejumlah guru, staf, hingga warga sekitar terkait kepemimpinan Kepala Sekolah Hairani, M.Pd.
Berdasarkan hasil penelusuran tim Lensanewstv, sejumlah narasumber internal yang enggan disebutkan namanya menyebut bahwa sejak awal menjabat pada tahun 2024, kepemimpinan Hairani dinilai penuh gejolak dan menimbulkan ketegangan di lingkungan sekolah.
Menurut sumber tersebut, Kepala Sekolah Hairani sempat tersandung persoalan dugaan pemotongan dana Program Indonesia Pintar (PIP) serta penyimpangan dana komite sekolah, yang sempat memicu aksi protes dari sebagian guru.
“Saat itu sempat terjadi ketegangan bahkan ancaman mogok mengajar, karena banyak guru kecewa dengan gaya kepemimpinan beliau,” ungkap narasumber kepada LensanewsTV, Jumat (22/10/2025).
Meski sempat diredam dan dimediasi oleh pihak Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) agar situasi kondusif dan memberi kesempatan bagi Hairani untuk berbenah, namun menurut beberapa guru, perubahan yang diharapkan tak kunjung terlihat.
Beberapa guru bahkan mengaku pernah dipermalukan secara verbal di hadapan rekan sejawat. Salah satu di antaranya, guru BK bernama Eka Ros, serta staf kebersihan sekolah, Ibu Wati, yang disebut pernah menangis akibat ucapan kasar dari sang kepala sekolah.
“Sikapnya bukan seperti seorang pemimpin, tapi seperti penguasa,” ungkap sumber tersebut.
Tak hanya itu, menurut penuturan sejumlah pihak, sekitar satu bulan lalu, hubungan antara Hairani dan Vera, guru sekaligus Humas SMAN 1 Air Naningan, juga dikabarkan memburuk hingga akhirnya Vera memilih mengundurkan diri karena merasa tersinggung oleh ucapan kepala sekolah.
Kondisi ini turut dirasakan oleh masyarakat sekitar sekolah. Seorang warga yang berdomisili di dekat SMAN 1 Air Naningan mengaku kecewa dengan sikap tertutup kepala sekolah, bahkan menilai Hairani tidak aktif bersosialisasi di lingkungan sekitar.
“Dua tahun beliau menjabat, tidak pernah bertegur sapa dengan warga. Bahkan saat ada yang meninggal, tidak pernah datang melayat,” kata warga yang enggan disebutkan namanya.
Sejumlah pihak berharap Dinas Pendidikan Provinsi Lampung segera menindaklanjuti keluhan tersebut dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kepemimpinan di SMAN 1 Air Naningan.
“Kami berharap Dinas Pendidikan Provinsi Lampung turun tangan, karena situasi di sekolah sudah tidak kondusif, baik bagi guru maupun siswa,” tutup sumber tersebut.
Kepala Sekolah SMAN 1 Air Naningan belum memberikan tanggapan hingga berita ini diturunkan.(Red, Hartasi)
Social Header